Indramayu - Sejumlah petani di pesisir Desa Eretan dan Desa Soge, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tercancam gagal tandur akibat tanaman padi mereka yang baru berumur sekitar tiga pekan terendam banjir.
Kepala Desa Soge, Salim di Indramayu, Kamis mengatakan, puluhan hektare lahan pertanian produktif yang sudah ditanami padi di daerahnya, kini terendam banjir akibat hujan yang terus mengguyur kawasan tersebut sejak hampir sepekan ini.
"Air yang menggenangi pesisir Desa Eretan dan Desa Soge, tergolong sangat lambat surut, karena air itu langsung bertemu aliran sungai yang bermuara ke laut Jawa. Dan jika tidak terhalang jalan Pantura, air laut itu pun pasti menggenangi desa kami," katanya.
Sementara itu petani yang berada di Desa Sukra Wetan, Kecamatan Sukra, Indramayu bagian barat, mengalami hal yang sama terancam gagal tandur akibat tanaman padi yang baru berusia kurang dari sabulan terendam banjir.
Kepala Desa Sukra Wetan Warin Amd kepada wartawan di Indramayu,
mengatakan, petani yang saat ini sudah menanam bibit padi terancam gagal tandur karena terendam banjir. Tanaman padi yang baru berumur kurang dari satu bulan jika terus terendam, akan mati dan membusuk.
"Jika banjir tidak surut hingga dua hari ke depan, diperkirakan tanaman padi yang baru berumur kurang dari satu bulan akan mati, sehingga petani harus tebar benih kembali," katanya.
Dikatakannya, tidak ada pilihan lain jika petani masih ada kesempatan untuk mengulangi musim tanam harus dilakukan, hal itu supaya biaya tanam pertama tertutupi oleh tanam kedua.
Menurut dia, meski hasil tanam kedua belum juga jelas nasibnya, namun petani harus siap mental untuk melakukan penanaman ulang.
"Gagal tanam bahkan gagal panen akibat banjir, sering terjadi di daerah pertanian Pantura Indramayu, karena saat musim hujan luapan air dari Kali Sewo tidak mampu diatasi, selian air laut yang terus mengalami pasang," katanya.
Dia menambahkan, kendala bertanam padi di Desa Sukra Wetan masih tetap masalah air. Jika musim kemarau sering mengalami kekeringan, namun saat hujan datang secara terus-menerus, banjir melanda lahan pertanian.
"Hampir empat hari daerah pantura terus diguyur hujan. Jika ini sampai satu pekan, diperkirakan tanaman padi milik petani setempat akan mati," katanya.
Dia menuturkan, jika hujan berhenti, mungkin tanaman padi bisa bertahan, dan petani terhindar dari harus menanam ulang.
Sementara itu, Warno, salah seorang petani setempat mengaku sudah biasa lahan pertanian miliknya terendam banjir, selain karena berdekatan dengan laut juga Sungai Sewo debit airnya akan naik saat hujan deras.
Dia mengatakan, tanaman padi muda paling mampu bertahan dari genangan banjir kurang dari satu pekan. Jika lebih, batang dan akarnya membusuk, sehingga terpaksa petani kembali menanam.
"Tanam ulang harus cepat dilakukan oleh petani karena jika telat memasuki musim kemarau, pasokan air akan kurang, dan biasanya akan gagal panen," katanya.
Dia menungkapkan, pola tanam padi di Indramayu harus tepat selama masih mengandalkan air hujan, karena sering mengalami gangguan seperti banjir dan kekeringan.
"Petani di Indramayu Barat berharap bendungan yang saat ini dibangun mampu mengatasi penyebab kekeringan dan kelebihan pasokan air untuk kebutuhan tanaman padi," katanya.
Sumber
Posting Komentar