Jumat, 25 Februari 2011

Home » » Ngemut Permen, 52 Siswa Gelimpangan

Ngemut Permen, 52 Siswa Gelimpangan


Indramayu – Sebanyak 53 murid SD Tegaltaman, Kecamatan Sukra, Indramayu, Jabar, mendadak bergelimpangan usai ngemut permen dan cokelat yang dibeli dari pedagang di sekolah itu. Rupanya anak-anak itu keracunan dari jajanan sekolah yang sudah kadaluarsa.


Ambruknya puluhan murid SD  itu, kontan membuat panik guru termasuk wali murid. Apalagi, sejumlah murid ada yang kondisinya sangat lemah,  karena mungkin belum sarapan. Sehingga mendadak pingsan, alias tak sadarkan diri, kemarin siang.

Guru  membopong satu persatu tubuh anak-anak itu ke atas kendaraan dan sepeda motor menuju beberapa puskesmas yang tersebar dari Kecamatan Sukra hingga Lohbener, atau jaraknya sekitar 60 km dari lokasi kejadian.

Sejumlah guru awalnya tak mengira, jika jajanan sekolah berupa permen dan cokelat yang dijual pedagang itu jadi biang keladi keracunan massal. “Saat pagi kondisi kesehatan anak-anak baik, setelah jam istirahat pada pingsan,” ujar Ny. Sum, 43, seorang guru.

“Keracunan massal yang menimpa anak-anak itu berlangsung pada saat jam istirahat. Maklum yang namanya anak-anak, usai mendengar bunyi bel istirahat langsung berhamburan keluar kelas memburu warung  atau penjual jajanan,” katanya.

“Mereka tak menyadari, permen dan cokelat yang dibelinya itu sudah kadaluarsa,” ujar Maman, 38, wali muriud. “Mengingat daya tampung di kamar perawatan puskesmas terbatas, anak-anak terpaksa dirawat tersebar di beberapa puskesmas di sepanjang Jalur Pantura,” kata Su, 48, guru.

PENJUAL DITANGKAP

Polres Indramayu, Jumat (25/2) mengamankan War, 32, penjual jajanan di sekolah yang membuat 53 murid keracunan. Kapolres Indramayu AKBP Rudi Setiawan, di tengah-tengah acara Deklarasi Damai Antar Umat Beragama di Aula Bumi Patra,  mengemukakan, War diamankan di Mapolres Indramayu, setelah polisi mendapat keluhan dari para orangtua murid.

War mengaku menjual permen dan cokelat di sekolah itu dengan harga sangat murah. Sebungkuscokelat dijual War seharga Rp500. Kalau di warung atau toko harga coklat itu bisa 5 – 7 kali lipatnya.

Kenapa War menjual murah permen dan cokelat itu? kata kapolres, itu karena sudah kadaluarsa.
War mengaku membeli dari seseorang di Cirebon  yang kebetulan memungutnya dari tempat sampah. Permen dan cokelat yang kemasannya sudah rusak dan usang, karena bulukan atau ditumbuhi jamur itu sebelum dijual ke anak-anak dibersihkan dulu, supaya dari luar permen atau cokelat itu kelihatan bersih sehingga menarik minat anak-anak.

Sumber
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar