Indramayu – Mengembangkan hobi touring sambil bekerja itulah yang dilakukan Kepala Unit Perhutani Jabar-Banten Ir. Bambang Setia Budi saat berkunjung 2 hari ke kawasan hutan di wilayah KPH (Kesatuan Pemangku Hutan) Indramayu.
Touring para pejabat Perhutani Jabar – Banten itu mengendarai Kawasaki KLX 250 mengambil rute Bandung – Indramayu, sejauh 180 Km. Sesampai di daerah perbatasan, puluhan pejabat Perhutani itu diterima Administratur KPH Indramayu Ir. Budi dan Wakilnya Ir. Imam.
Rombongan touring pejabat menelusuri Jalan Provinsi Cijelag (Kabupaten Sumedang – Cikamurang (Kab.Indramayu) – Wesel (Kab. Subang) yang kondisinya lumayan mulus menembus rimbunnya dedaunan pohon jati dan kayu putih menuju BKPH (Badan Kesatuan Pemangku Hutan) Sanca dan BKPH Haurgeulis.
Waka Administratur KPH Indramayu Ir. Imam mengemukakan saat tiba di wilayah BKPH Haurgeulis, Kepala Unit Perhutani Jabar-Banten Ir. Bambang Setia Budi dan rombongan cukup tertarik melihat tanaman tumpangsari antara jeruk tipis dengan jati yang dikelola Kelompok Tani Hutan setempat.
Tanaman jeruk tipis dan jati itu ujar Kepala BKPH Hauregulius, saat ini sudah memasuki usia 2 tahun. Sebagian pohon jeruk tipis sudah berbuah. Dikatakan, di kawasan BKPH Haurgeulis, terdapat 119,5 Hektar (HA) lahan tanaman jati yang 70 persennya tumpangsari dengan jeruk tipis.
Humas Perhutani Unit Jabar – Banten Ir. Amas Wijaya dijumpai Pos Kota di lokasi pabrik pengolahan minyak kayu putih Jatimunggul, mengemukakan, touring atau safari pejabat Perhutani Unit Jabar – Banten ke KPH Indramayu bertujuan menjalin silaturahmi. Selain itu memonitoring dan evaluasi berbagai program yang sudah dijalankan teman-teman di lapangan.
“Yang namanya pembinaan itu saya kira lebih afdol jika dilakukan dengan tatap muka. Penggunaan kendaraan roda dua dalam safari itu dalam rangka menembus kawasan hutan yang selama ini sangat sulit dijangkau mobil,” katanya.
Kaunit Perhutani Jabar-Banten lebih menekankan pada masalah partisipasi masyarakat dalam mengelola Sumber Daya Hutan melalui program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat). Untuk lebih mengembangkan pola PHBM itu Perhutani Unit Jabar – Banten selaku penentu kebijakan atau steak holder, perlu mengajak silaturahmi dengan masyarakat. Sehingga hutan itu bukan hanya tanggungjawab jajaran Perhutani tapi tanggungjawab masyarakat. Khususnya dalam menjaga sekaligus melestarikan hutan.
Ir. Amas Wijaya mengemukakan, program PHBM itu yang salama ini sudah berjalan yaitu antara masyarakat selaku penggarap lahan tumpangsari kayu putih dengan padi. Dahulu jarak tanam kayu putih di lahan Perhutani itu 3 X 1 meter. Sekarang jaraknya dirubah menjadi 6 X 1 meter. Perubahan jarak tanam itu diharapkan lebih menggairahkan masyarakat khususnya penggarap lahan tumpangsari kayu putih dan padi sehingga kesejahteraannya meningkat.
Adminstratur Perhutani KPH Indramayu Ir. Budi mengemukakan, target produksi daun kayu putih di hutan KPH Indramayu setahun mencapai 230 ton. Daun kayu putih itu diolah Perhutani menjadi minyak kayu putih di 3 pabrik pengolahan di Jatimunggul.
“Selama bulan April 2011 – Mei 2011 pencapaian target daun kayu putih yang masuk ke 3 pabrik pengolahan minyak kayu putih di Jatimunggul sudah mencapai 110 persen, dari target produksi 230 ton daun kayu putih selama 2011,” katanya.[pkt/adm]
Posting Komentar