Minggu, 27 Maret 2011

Home » » Jalur Pantura Jatibarang Indramayu Tergenang Air Hujan

Jalur Pantura Jatibarang Indramayu Tergenang Air Hujan

Indramayu – Belum beres persoalan infrastruktur di Kabupaten Indramayu, kini sejumlah ruas jalan tidak hanya rusak melainkan terendam banjir. Kondisi itu terjadi di ruas jalur Indramayu-Jatibarang yang melintasi sejumlah desa di Kecamatan Indramayu., Sabtu (26/3), genangan air yang merendam jalan raya utama menuju dan dari pusat kota tersebut, kian menunjukkan ketinggian air yang bervariasi.

Pemicunya tidak lain akibat limpasnya aliran sungai Sindupraja yang memanjang berdampingan dengan jalan raya. Dari pemandangan yang terlihat, limpasan air itu terjadi lebih disebabkan pengaruh permukaan jalan raya yang posisinya lebih rendah dari arus maupun ketinggian tanggul sungai.

Genangan yang mengganggu pengguna jalan serta aktivitas masyarakat tersebut, bisa dilihat hampir di sepanjang jalur. Titik terparah berada di Desa Plumbon dengan panjang beberapa kilometer. Limpasan air yang menggenangi permukaan aspal tak hanya berhenti di median pembatas saja, tapi arusnya terus mengalir ke jalur berlawanan, hingga ke pemukiman penduduk di seberangnya atau sisi barat. Begitu pula ancaman yang terus menghantui warga yang rumahnya berada di sisi sungai sebelah timur.

Sehingga, lubang jalan yang sudah ada, terus mengalami peningkatan lebar akibat gerusan roda kendaraan dan genangan air yang semakin bertambah. Bahkan, lubang-lubang jalan yang semula berukuran beberapa sentimeter, kini terbentuk makin melebar. “Tidak saja genangan airnya yang membuat risih, tapi jebakan lubang-lubang baru terus bertambah,” tutur seorang warga, Juhariah (35) saat ditemui Radar.

Dari informasi yang diterima koran ini, terjadinya limpasan air sungai dan menggenangi jalan raya, bukan kali pertama, tapi sering terjadi saat hujan turun dan jika debit sungai mengalami peningkatan. “Sebagai pengguna jalan, jelas terganggu dan terancam. Seharusnya, pihak terkait lebih konsen dan intens dalam menangani permasalahan yang diakibatkan limpasan sungai. Karena jalan bertambah rusak, pengendara yang melintasinya jelas tidak nyaman dan terancam terjadinya kecelakaan. Parahnya lagi, masyarakat sekitarnya harus sering menanggung banjir di pemukiman akibat air sungai yang berlebih,” ketus seorang warga lainnya, Suprapto (32).

Ketidaknyamanan pengendara, lanjut dia, bisa dilihat dari arus lalu lintas yang tidak karuan. Karena melihat jalannya banjir, para pengendara memilih menggunakan jalur sebelahnya alias arah berlawanan. “Kalau dipaksakan, motor bisa mogok dan pakaian bisa kotor terkena semprotan air,” tukas dia.[jpnn/adm]
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar