Indramayu – Seluas 1.560 HA (hektar) sawah di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu Jawa Barat , mengalami gagal tanam menyusul tenggelamnya 78 HA lahan persemaian atau lahan bibit padi akibat meluapnya air Sungai Saradan dan Sungai Cipanas pada Jum’at (15/4).
Hingga Minggu (17/4) siang, luapan air Sungai Saradan masih menggenangi pesawahan dan merendam lahan persemaian termasuk tanaman padi milik petani yang belum dipanen seluas 80 HA.
Para petani pemilik tanaman padi terlambat memanen tanaman padi sehingga tanaman padi itu keburu terendam banjir. “Dampak banjir petani kesulitan memanen tanaman padi karena kondisinya terendam banjir,” ujar Kartim, 47.
Kepala UPTD Peternakan dan Pertanian Kecamatan Losarang Bambang mengemukakan, banjir karena meluapnya Sungai Saradan itu merendam pesawahan petani di 6 desa di wilayah Kecamatan Losarang. Desa-desa yang terendam banjir itu selain Muntur serta Krimun juga Losarang, Santing, Jangga serta Puntang.
Sejumlah petani mengaku kehilangan padinya yang baru saja dipanen di sawah lantaran hanyut terseret banjir. Para petani itu mengalami kerugian yang mencapai puluhan juta rupiah.
Petani yang kehilangan gabah itu yakni Haji Nawi warga Desa Muntur Kecamatan Losarang. Dua hektar padi yang belum sempat dirontokkan tertumpuk di sawah mendadak hanyut terbawa arus deras Sungai Saradan sehingga ia mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Tak hanya Haji Nawi, dua petani di Desa Karanganyar Kecamatan Kandanghaur yaitu Carlim dan Wanira pun mengalami nasib serupa. Padi yang masih berjerami seluas 2 hektar dan masih ditumpuk di sawah langsung lenyap disambar arus deras Sungai Saradan yang meluap menyapu pesawahan.[pkt/adm]
Posting Komentar