Indramayu – Kadis Pengelolaan Sumber Daya Air Energi dan Pertambangan (PSDAEP) Firman Muntako mengemukakan, banjir akan senantiasa menghantui masyarakat Indramayu karena banyak DAS (Daerah Aliran Sungai) saat ini kondisinya kritis karena amblas dan longsor.
Mengatasi banjir di Kecamatan Losarang yang disebabkan meluapnya Kali Saradan, lanjut Firman, pihaknya mengusulkan BBWS (Balai Besar Wiulayah Sungai) Cimanuk – Cisanggarung membuat saluran tersendiri Kali Saradan sehingga tidak terkoneksi dengan Sungai Cipanas.
Kata Firman di kantornya Selasa (19/4), banjir yang sampai saat ini masih menggenangi sawah warga di Kecamatan Losarang dan Kandanghaur itu disebabkan karena tingginya curah hujan di hulu Kali Saradan dan Sungai Cipanas di Kab. Sumedang.
Kali Saradan kata dia, muaranya ke Sungai Cipanas yang kebetulan saat itu debit Sungai Cipanas sendiri sedang naik. Akibatnya air Kali Saradan tidak lancar meluber menggenangi pesawahan petani.
Selain debit air yang tinggi, kondisi itu diperparah oleh rusaknya 6 pintu air Kali Saradan. “Kami mengusulkan BBWS Cimanuk-Cisanggarung memperbaiki 6 pintu air yang rusak di Kali Saradan sesuai kewenangannya,” katanya.
Firman menjelaskan, di beberapa titik DAS Sungai Cimanuk, Cipanas dan Kali Saradan saat ini kondisinya sudah kritis. Perlu segera ditangani BBWS Cimanuk – Cisanggarung.
“Setelah kami lakukan penanganan darurat terhadap titik-titik tanggul yang kritis bahkan jebol seyogyanya BBWS Cimanuk – Cisanggarung melakukan penanganan permanen,” ujarnya.
Ruchaidin, Kasie Bencana Alam Dinas PSDAEP Kab. Indramayu dijumpai terpisah mengemukakan, mengatasi beberapa titik tanggul yang kritis dan jebol seperti di Blok Penjalin Sawo dan sebagainya, pihaknya sudah mengirim 2 ribu karung plastik guna penanganan darurat.
Ruchaidin mencatat pada Jum’at (22/4), curah hujan di hulu cukup tinggi. Mencapai 120 MM per hari padahal normalnya 50 MM per hari. Dampak tingginya curah hujan itu membuat tanggul sungai tak mampu menahan air. [pkt/adm]
Posting Komentar