Indramayu - Banyak pasien peserta Askes di Indramayu yang eksodus alias hijrah berobat keluar daerah seperti ke Kota/Kabupaten Cirebon.
Padahal, pasien itu dimungkinkan terkena biaya tambahan alias urun biaya diluar haknya sebagai peserta Askes.
Kepala PT. Askes Cabang Indramayu dr. Gery Adikusumo, dijumpai kemarin menerangkan, jumlah peserta Askes di Indramayu 61.271 orang. Terdiri dari PNS 26.334 orang, istri/suami 17.098 orang dan anak 17.839 orang.
Ia menyebut jumlah pasien peserta Askes Indramayu yang eksodus berobat jalan ke RS Mitra Plumbon Cirebon perbulan 202 orang, pasien yang masuk IGD (Instalasi Gawat Darurat) 192 orang.
Belum yang eksodus ke RS lain di Kota/Kab. Cirebon seperti RSUD Gunung Jati Cirebon dan RS Sumber Waras Cirebon.
Ia tak memahami kenapa banyak pasien peserta Askes Indramayu yang oksodus berobat atau masuk IGD ke sejumlah RS di Kota/Kab. Cirebon. Padahal pasien itu bisa dilayani di RS yang ada di Indramayu.
Ada pasien yang mengeluh sakit asam urat saja yang sampai eksodus ke RS di Kota/Kab. Cirebon. “Mereka kan kemungkinan terkena urun biaya,” ujarnya. Sedangkan jika pasien itu berobat ke RS di Indramayu ia tidak terkena urun biaya. Semua biaya ditanggung PT. Askes.
Jumlah rata-rata peserta Askes yang berobat rawat jalan di RSUD Indramayu per bulan 1.346 orang, rawat inap 146 orang yang tanpa operasi dan dengan operasi, RSUD Pantura Patrol 172 orang rawat jalan dan 46 orang rawat inap.
Jumlah itu belum termasuk yang berobat jalan di RS Bhayangkara Losarang dan pasien yang berobat ke 16 dokter keluarga 14.919 orang, pasien yang berobat ke puskesmas-puskesmas 46.355 orang sebulan.
Dikatakan, PT. Askes Cabang Indramayu setiap bulan rata-rata membayar klaim biaya berobat pasien
peserta Askes ke dokter keluarga Rp82 juta, Puskesmas-puskesmas Rp92 juta. Belum termasuk membayar biaya pengobatan ke RS-RS. Satu RS saja Rp100 – Rp200 juta. “Di Indramayu ada 3 RS,” ujarnya.[pkt/adm]
Posting Komentar