Indramayu - Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menggenjot Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon sebagai kawasan sentra produsen garam nasional untuk mempercepat penurunan volume garam impor.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan selain kedua daerah itu kementerian juga menetapkan tujuh kawasan lainnya sebagai sentra produksi garam nasional yaitu Pati, Rembang, Sampang, Sumenep, Pamekasan, Tuban, dan Nagekeo.
Dia mengatakan luas total keseluruhan kawasan yang akan digenjot menjadi sentra produksi garam nasional tersebut mencapai 15,03 juta hektare. “Selain itu akan ada juga pengembangan-pengembangan pada kawasan yang akan menjadi peyangga produksi garam seluas 7,47 juta hektare di 31 kabupaten dan kota,” katanya hari ini.
“Selain itu akan ada juga pengembangan-pengembangan pada kawasan yang akan menjadi peyangga produksi garam seluas 7,47 juta hektare di 31 kabupaten dan kota,” katanya hari ini. Dia mengharapkan percepatan program peningkatan produksi garam diharapkan akan mampu mengejar target swasembada garam pada 2014.
Untuk jangka pendek, kata dia, kementerian menargetkan penurunan impor garam dari 2,18 juta ton pada 2010 menjadi 1,02 juta ton pada 2011. Untuk menyokong penurunan volume impor itu, pemerintah mengalokasikan dana Rp90 miliar untuk mendorong percepatan produksi garam.
“Sebanyak Rp76 miliar di antaranya berupa bantuan langsung kepada kelompok usaha garam,” katanya.
Fadel menambahkan secara khusus Indramayu memang merupakan kawasan potensial untuk dipacu sebagai kawasan penghasil garam produktif. Dia mengatakan kawasan ini memiliki 1.533 hektare ladang garam yang dikelola oleh 1.020 petambak garam.
“Dengan adanya program percepatan ini, kami memproyeksikan Indramayu mampu memproduksi 24.000 ton garam per musim,” katanya. Sebagai tahap awal, kata dia, petani garam Indramayu mendapatkan bantuan program Rp5 miliar.[bisnis/adm]
Posting Komentar