Indramayu – Walaupun sejak beberapa hari belakangan ini, Bina Marga pusat sedang getol memperbaiki jalan nasional di Desa Widasari dan Sumuradem Barat, namun masih banyak titik jalan di Jalur Pantura Indramayu yang rusakdan hingga hari ini belum tersentuh perbaikan.
Pemantauan, Jum’at (24/6) titik-titik jalan rusak di Jalur Pantura Indramayu itu terjadi di daerah perbatasan Indramayu – Cirebon, tepatnya di Desa Cadangpinggan dan Tulungagung Kecamatan Kertasemaya. Desa Pilangsari Kecamatan Jatibarang dan Desa Widasari Kecamatan Widasari.
Selain itu, titik jalan rusak juga ditemui di Desa Puntang, Krimun dan Santing Kecamatan Losarang. Di Kecamatan Kandanghaur, titik jalan rusak terdapat di Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon, Kertawinangun. Sedangkan di Kecamatan Patrol, titik jalan rusak terdapat di Desa Bugel dan Patrol.
Diantara titik jalan yang rusak itu, yang terparah berlokasi di Desa Krimun Kecamatan Losarang dan Desa Bugel Kecamata Patrol. Di Desa Krimun badan jalan beton mengalami patah-patah. Jika malam hari, dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan. Khususnya sepeda motor.
Titik jalan rusak terparah juga ditemui di Jalur Pantura Desa Bugel. Jalan nasional yang panjangnya sekitar 150 meter terlihat amblas sedalam 50 Cm – 70 Cm. Amblasnya jalan di Blok Kedongdong Desa Bugel itu karena posisi badan jalan berada di tepi saluran air. Tanah dibawah pondasi jalan itu sering longsor, sehingga permukaan jalan nampak amblas.
Jalan amblas itu sudah seringkali diperbaiki. “Mengingat perbaikannya kurang maksimal, jalan yang diperbaiki itu tidak kuat bertahan lama. Beberapa saat kemudian setelah diperbaiki amblas lagi,” kata Ratim, 48 pengemudi.
Bina Marga pusat saat ini tengah memperbaiki kerusakan badan jalan berkonstruksi beton di Desa/Kecamatan Widasari.Badan jalan itu mengalami patah-patah dan amblas. Dampak akibat adanya aktifitas perbaikan jalan itu, lalu-lintas kendaraan khususnya pada saat jam-jam sibuk sering macet.
“Penyebab macetnya karena meningkatnya jumlah kendaraan di lokasi pengalihan arus kendaraan menuju satu lajur,” kata Samsudin, 37 pengemudi angkutan umum jurusan Cirebon – Pamanukan. Macet di Widasari itu kata dia terkadang cukup lama, sehingga menyebalkan.
Macet juga sering terjadi di lokasi perbaikan jalan di Jalur Pantura Desa Sumuradem Barat Kecamatan Sukra. Lalu-lintas kendaraan yang semula bergerak lancar pada dua lajur mengarah ke Jakarta dan Cirebon yang dipisahkan tembok median jalan memasuki lokasi perbaikan jalan ada pengalihan arus menjadi satu lajur sehingga kendaraan itu saling berpapasan.
Malam hari, kendaraan sering macet. Hal itu terjadi karena pada malam hari jumlah bis-bis malam dari Jakarta menuju kota-kota di Pulau Jawa meningkat. Sebaliknya, truk-truk mengangkut sembako dan sayuran dari arah Cirebon menuju Jakarta membludak. Sehingga lalu-lintas kendaraan sering mengalami gangguan alias macet.
Macet terkadang cukup lama sampai 45 menit. Apalagi, banyak sopir bis yang kurang disiplin. Ingin buru-buru menerobos masuk pada saat lalu-lintas kendaraan padat.
Rute Cirebon – Pamanukan yang jaraknya sekitar 120 Km biasanya cukup ditempuh dalam waktu 2 jam ternyata molor menjadi 3 bahkan 4 jam. “Macetnya terkadang sampai 1 jam,” ujarnya.
Seorang ibu muda pemilik warung nasi di Desa Sumuradem Barat dijumpai Jum’at (24/6) siang menerangkan, macet yang terjadi karena aktifitas perbaikan jalan di Desa Sumuradem Barat terkadang cukup lama. Bisa mencapai 1 jam bahkan lebih.
Posting Komentar