Indramayu – Ratusan nelayan anggota KUD Mina Jaya Desa Tegalagung, Kecamatan Karangampel, Indramayu, Jabar, Rabu (15/6) bersuka cita menyelenggarakan syukuran sededah laut laut alias nadran.
Upacara nadran ditandai melarung atau mempersembahkan darah dan kepala kerbau serta aneka jenis sesaji ke laut. Walaupun sebutan nadran kini sudah dirubah menjadi sedekah laut, akan tetapi nelayan terutama berusia tua, belum mau dibujuk menghilangkan upacara pelarungan darah dan kepala kerbau beserta aneka sesaji ke laut.
“Kalau soal nama dirubah dari nadran jadi sedekah laut itu sih tidak keberatan. Tapi jika upacara pelarungan darah, kepala kerbau dan aneka jenis sesaji ke laut itu tidak boleh dihilangkan,” ujar Kamad, 59 salah seorang nelayan.
Pelarungan darah, kepala kerbau serta aneka jenis sesaji itu sebagai bentuk persembahan dari para nelayan kepada penguasa laut. Agar dalam menjalankan aktifitas di laut selalu selamat dan yang terpenting pulang ke darat membawa hasil.
“Pernah ada orang yang menyarankan supaya upacara itu dihilangkan. Akan tetapi ternyata diprotes para nelayan. Alasannya, upacara itu merupakan warisan nenek moyang. Selain itu tak seorang pun yang mampu menjamin keselamatan para nelayan di laut,” ujarnya.
Kadiskanla (Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan) Kab. Indramayu, Ir.A.R Hakim di TPI Tegalagung, Rabu (15/6) mengemukakan, bersamaan dengan upacara sedekah laut, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophannah kembali menabur 200 ribu ekor bibit udang dan 50 ribu ekor bibit bandeng ke perairan Desa Tegalagung.
Penaburan 250 ribu bibit udang dan bandeng itu kata Hakim, sebagai restocking atau penyediaan kembali bibit udang dan bandeng yang selama ini jadi sasaran tangkap nelayan.[pkt/adm]
Posting Komentar