Sabtu, 13 Agustus 2011

Home » » Indramayu Menduduki Urutan Pertama Warga yang Buta Huruf di Jabar

Indramayu Menduduki Urutan Pertama Warga yang Buta Huruf di Jabar


Indramayu - Meski Pemprov Jabar mengklaim bahwa Jawa Barat sudah dinyatakan bebas buta huruf pada 2009 lalu, namun survei dan penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat tahun 2010 menyebutkan, di Jabar masih ditemukan warga yang buta huruf.

Bahkan tak tanggung-tanggung, berdasarkan hasil survei disebutkan, ada enam daerah di Jabar yang angka buta hurufnya masih tinggi. Keenam daerah tersebut yaitu Kab. Indramayu, Kab. Bogor, Kab. Cirebon, Kab. Subang, Kab. Karawang, dan Kab. Bekasi.

Kab. Indramayu menduduki urutan pertama kota yang terpadat di tingkat Jabar maupun nasional, dengan jumlah masyarakat usia 15 tahun ke atas yang buta huruf mencapai 150.530 jiwa. Sedangkan Kab. Bogor (90.877), Kab. Cirebon (90.550), Kab. Subang (76.367), Kab. Karawang (75.987), dan Kab. Bekasi 68.879 jiwa.

Kasi Kesetaraan dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Jabar, M. Yusuf kepada "GM" di ruang kerjanya, Jumat (12/8), mengaku terkejut saat mengetahui hasil survei BPS 2010. Rencananya Senin pekan depan, petugas BPS pusat dan Dirjen PNFI Kementerian Pendidikan Nasional akan menyampaikan hasil survei BPS pusat untuk wilayah Jabar. "Hari ini kami baru menerima hasil survei untuk enam wilayah yang tertinggi angka buta hurufnya di Jabar," tambahnya.

Ia menyebutkan, angka buta huruf di Kab. Indramayu masuk kategori terpadat tingkat nasional. "Sedangkan lima daerah lainnya, masuk kategori cukup padat tingkat nasional," ungkapnya.

Sementara hasil survei BPS Jabar tahun 2008, ia menyebutkan, angka melek huruf (AMH) mencapai 95,53 persen atau 4,47 persen warga yang buta huruf. Sedangkan survei BPS tahun 2009, jumlah AMH Jabar mencapai 95,98 persen atau 4,02 persen warga Jabar yang buta huruf.

"Jika jumlah warga Jabar saat ini mencapai 42 juta jiwa dikalikan 4,02 persen, maka ada sekitar 1.030 juta warga Jabar berusia 15 tahun ke atas yang masih buta huruf," ujarnya.

Menurut Yusuf, jumlah itu masih terbilang tinggi. Padahal 23.220 jiwa sudah ditangani melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010 lalu. "Ini menjadi pekerjaan rumah kota, untuk bisa menuntaskan program buta huruf di Jabar," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan Jabar Prof. Dr. Wahyudin Zarkasyi menyatakan, sangat sulit membebaskan Jabar dari buta huruf atau buta aksara menjadi nol persen. Meski Jabar maupun sejumlah kabupaten/kota di Jabar, sudah menyatakan bebas buta huruf atau aksara pada tahun 2009 silam.

Namun tetap saja ada warga yang tidak bisa baca tulis, terutama masyarakat yang mengalami keterbelakangan mental maupun orangtua. "Mereka tidak hanya tinggal di daerah terbelakang, namun di daerah perkotaan pun masih ada," tambahnya.

Walaupun demikian, Wahyudin menyebutkan, angka bebas buta huruf/aksara di Jabar, sudah di atas rata-rata yang ditetapkan pemerintah pusat. Namun demikian Pemprov Jabar melalui Disdik Jabar terus berusaha menuntaskan buta aksara di Jabar.[gm/adm]
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar