Indramayu – Ratusan hektar tanaman padi Musim Tanam (MT) Gadu milik petani di Kecamatan Krangkeng, Indramayu, Jabar, Jum’at (12/8) terancam mati akibat kekeringan.
Wasja, 47 salah seorang petani di Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng, Indramayu mengemukakan, kondisi tanaman padi saat ini sudah sangat menyedihkan. Saluran air irigasi yang jadi andalan petani telah berhenti mengalirkan air, sejak sebulan lalu.
“Kalau bisa ngomong, tanaman padi itu saat ini sedang kehausan. Butuh air untuk bertahan hidup,” ujarnya. Sayang, katanya, jeritan tanaman padi yang umumnya masih berusia sekitar 4 minggu – 6 minggu itu tak terdengar oleh telinga manusia.
Lebih disayangkan lagi, ujarnya, pada saat musim kemarau yang kering kerontang ini, kondisi saluran, kolam dan sungai sudah tak menyisakan air lagi sehingga sulit diandalkan untuk menyelamatkan tanaman padi di sawah.
Jadinya, permukaan tanah, media tumbuhnya tanaman padi milik para petani itu telanjur retak-retak kekeringan. Bersamaan dengan retaknya permukaan tanah itu, akar-akar tanaman padi pun ikut terputus. Itu yang membuat tanaman padi terlihat menguning karena akar tak mampu lagi menyerap air.
Ratam, 48 petani di Desa Srengseng mengemukakan awalnya petani berharap pada embung-embung yang dirancang mampu menampung air pada saat musim kemarau. Kenyataannya, embung-embung yang dibuat Pemkab Indramayu bernilai ratusan juta rupiah itu ikut kering bersamaan dengan keringnya permukaan sawah petani.[pkt/adm]
Posting Komentar