Indramayu – Kendaraan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya menuju kota-kota di Jateng, Yogyakarta dan Jatim, Minggu (21/8) pagi mulai merayap aspal di sepanjang jalur Pantura Indramayu.
Kendaraan pemudik yang menggunakan minibus, suv, sedan dan jeep umumnya membawa beban muatan ditutup plastik dan ditempatkan di bak maupun kap kendaraan.
Sedangkan pemudik yang menggunakan sepeda motor, umumnya memuat beban di belakang stang kemudi ataupun di belakang orang yang dibonceng. Biasanya pengemudi motor ini memodifikasi belakang jok mortornya dengan memasang potongan bambu atau kayu untuk menahan beban muatan barang.
Minggu (21/8) pagi, banyak pemudik yang menggunakan sepeda motor yang beristirahat sambil menunggu teman yang terpencar dari sepeda motor rombongan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, warung kagetan ataupun pelataran rumah-rumah makan.
“Hari ini saya terpaksa membatalkan puasa Mas, badan sudah terasa capek. Maklum perjalanan dari Tebet Jakarta dimulai tadi sekitar pukul 03:00 WIB,” ujar Maryono, 32 yang akan mudik ke Pekalongan.
Penjahit jok ini mudik bersama istri lebih awal. Tujuannya ingin lebih santai. Biar tidak terganggu macet di jalan. Di kampung nanti biar lebih banyak waktu untuk silaturahmi. Tentunya sambil salam-salaman keliling rumah saudara, ujarnya.
Karena harus mengumpulkan uang yang cukup, Maryono 2 kali Lebaran tidak mudik. Baru Lebaran tahun 2011 ia pulang kampung. Kesempatan bertatap muka dengan suadara-saudara itu akan dimanfaatkan secara maksimal.[pkt/adm]
Posting Komentar