Jumat, 23 September 2011

Home » » TKW Asal Indramayu Jatuh dari Lantai 6 Apartemen di Singapura

TKW Asal Indramayu Jatuh dari Lantai 6 Apartemen di Singapura


Indramayu - Cerita pilu nasib TKI di negeri orang tampaknya tidak pernah tutup buku. Kunesih (23), TKI asal Indramayu ini kini terbaring lemas di ranjang. Tulang lengan kiri dan punggungnya remuk setelah terjatuh dari lantai 6 apartemen tempat dia bekerja di Singapura, Mei 2011 lalu.

Bukan hanya itu, lengan kiri dan punggungnya kini dipasangi besi penyanga penopang tulang yang remuk.

"Kaki kanan-kirinya juga mengecil dan sekarang tidak bisa jalan," ujar Samiah (41), ibu kandung korban saat ditemui di RS Polri, Jl Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (20/9/2011).

Kejadian bermula ketika anak pertama dari dua bersaudara pasangan Samiah dan Kiliin bin Slamet (47) berangkat ke Singapura pada Februari 2011 untuk bekerja di apartemen majikannya Foo Wah We, di 46 Yishun Avanue 6 #06-1306.

Saat melakukan pekerjaan membersihkan kaca jendela luar apartemen majikannya, Kunesih terjerembab ke lantai dasar apartemen. Saat itu TKW naas ini hanya berpegangan pada pinggiran jendela.

"Anak majikannya yang waktu itu ada di apartemen, membawa anak saya ke Rumah Sakit di Singapura," kata Samiah yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani di Indramayu.

Hasil rontgen rumah sakit setempat menunjukan Kunesih mengalami patah tulang di bagian lengan kiri dan juga punggung. Akhir Mei 2011 lalu, Kunesih dipulangkan ke Indonesia meski masih dalam kondisi pemulihan dan berbekal tongkat untuk membantu berjalan.

"Dia pulang atas permintaan agen yang memberangkatkannya, PT Sarimadu Jayanusa di Lapangan Tembak Cibubur," ucap Samiah.

Saat pulang, imbuh Samiah, Kunesih tidak didampingi satupun pihak keluarga ataupun pihak penyalur yang memberangkatkannya. "Dia sendiri dan langsung dibawa ke sini (RS Polri)," terangnya.

Namun baru menginap semalam di rumah sakit, Kunesih dikeluarkan dari RS Polri oleh penyalurnya. Diapun saat itu mau tak mau menginap di penampungan agennya di Cibubur.

Keluarga yang mengetahui keberadaan Kunesih di penampungan langsung menjemputnya pulang, sembari mengurus asuransi seperti yang dijanjikan pihak penyalur sebelum Kunesih berangkat.

"Tapi sampai saat ini setiap kita menagih asuransi yang dijanjikan, PJTKI-nya tidak pernah menepati. Janjinya nanti-nanti, sekarang setiap ditelepon tidak pernah aktif," tutur Samiah kesal.

Melihat kondisi fisik anaknya yang kian melemah, keluarga memberanikan diri membawa kunesih ke RS Polri. Baik Samiah aatu Kiliin berharap pemerintah, terutama PJTKI yang bertanggungjawab atas pemberangkatan Kunesih bersedia membantu menanggung asuransi perawatan anaknya.

"Itu (asuransi) hak dia sesuai dengan yang dijanjikan PJTKI," tandasnya.[det/adm]
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar