Jumat, 07 Oktober 2011

Home » » Mahasiswa "Luruk" Gedung Yayasan Wiralodra

Mahasiswa "Luruk" Gedung Yayasan Wiralodra



Indramayu - Puluhan mahasiswa Universitas Wiralodra (Unwir) yang mengatasnamakan Persatuan Lembaga Kemahasiswaan Internal Kampus (Pelik) melakukan aksi unjuk rasa di gedung perpustakaan yang ditempati Yayasan Wiralodra di kampus setempat, Kamis (6/4).

Dalam aksinya, mahasiswa menuntut pihak yayasan untuk transparan terkait dana yang diperolehnya. Mereka menilai, pihak yayasan belum pernah mempublikasikan dana kemahasiswaan.

"Kita ketahui bahwa tugas, kedudukan, dan wewenang yayasan adalah sebagai pembina, dan mengawasi jalannya kegiatan akademik di universitas. Namun dalam hal ini yayasan diduga sudah menyimpang, dan tidak sesuai dengan tupoksinya," ujar Wartono, koordinator lapangan aksi tersebut.

Dikatakannya, mahasiswa menuntut transparansi dana kemahasiswaan yang kurang dipublikasikan oleh lembaga-lembaga internal. Belum lagi masalah dana untuk kegiatan mahasiswa yang dipersulit dalam pencairannya. "Padahal kita ketahui juga kegiatan-kegiatan di internal kampus sangat penting peranannya dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu civitas Unwir," tambahnya.

Dengan berorasi dan meneriakkan yel-yel, para mahasiswa ditemui langsung Ketua Yayasan Wiralodra, Ir. H. Darsono. Menurut Darsono, pihaknya akan melakukan hal serupa sesuai keinginan mahasiswa, meski yayasan belum genap satu tahun. "Kami berterima kasih atas perhatian mahasiswa. Sebab, kalau tidak ada informasi, kami tidak tahu tentang permasalahannya," terang dia.

Menurut Darsono, yayasan bukan pengelola akademis, namun hanya mengatur tata cara uang untuk kepentingan universitas dan atau fakultas. "Meski begitu, kami tetap mencari dana demi kemajuan universitas dan fakultas," ujar dia.

Sementara itu, selain melakukan aksi unjuk rasa, para mahasiswa yang berunjuk rasa juga sempat membakar ban bekas serta melempari mobil milik Yayasan Wiralodra dengan telur busuk, tomat, serta menyemprotkan cat kaleng (pilox) ke mobil tersebut.
Mahasiwa pun meminta ketua yayasan untuk menandatangani surat pernyataan yang isinya antara lain adanya ruang publik mengenai anggaran kemahasiswaan, transparansi anggaran kemahasiswaan Unwir dan pengadaan sarana dan prasarana ruang kelas dan tempat parkir yang layak. Juga kesepakatan soal pembangunan Unwir tahun 2011, dua lantai untuk FKIP dan FH.

Usai tuntutan mahasiswa dipenuhi yakni dilakukannya penandatanganan surat pernyataan itu, puluhan mahasiswa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Di tempat terpisah, Rektor Unwir, Ir. Tohidin kepada Kabar Cirebon ("KC"), menyatakan, dirinya tidak dapat menahan aspirasi mahasiswanya.

Namun ia juga mendukung langkah yayasan untuk melakukan transparansi. "Kami mendukung segala keterbukaan. Bahkan dengan adanya Yayasan Wiralodra, kami bisa maju, termasuk dapat memenuhi kebutuhan, baik untuk universitas maupun fakultas," pungkas Tohidin.[kc/adm]
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar