Jumat, 16 Desember 2011

Home » » Warga Dambakan Penyelesaian Jembatan Pecuk

Warga Dambakan Penyelesaian Jembatan Pecuk


Indramayu - Warga Kecamatan Sindang, Arahan, dan Cantigi Kabupaten Indramayu mengharapkan segera rampungnya pengerjaan projek jembatan Pecuk di Desa Panyindangan Kulon, Kecamatan Sindang.

Penyelesaian jembatan Pecuk diyakini akan menjadi titik balik pertumbuhan ekonomi di tiga kecamatan yang selama ini terhalang oleh bentangan Sungai Cimanuk.

Ketiadaan akses penghubung dari Kecamatan Arahan dan Cantigi menuju pusat kota Indramayu dan buruknya akses jalan darat menghambat pertumbuhan ekonomi belasan desa yang menjadi sentra perikanan dan pertambakan, terutama di wilayah Arahan dan Cantigi.

"Selama ini, kalau mau mengangkut hasil ikan ke (pusat kota) Indramayu, ya lewat jalur darat memutar ke Arahan melewati Rambatan Kulon, bisa belasan kilometer. Bensin boros, jalanya juga jelek. Kalau jembatan ini selesai, jarak tempuh jadi lebih cepat juga hemat," kata Carta (40), salah seorang petani tambak di Desa Cantigi Kulon, Kecamatan Cantigi, Rabu (14/12).

Hal senada juga diungkapkan, Harto (37) warga Desa Cidempet, Kecamatan Arahan yang bekerja sebagai karyawan swasta di kota Indramayu. Dikatakanya, buruknya kondisi jalan Arahan-Bangkir sebagai jalur darat menyebabkan perjalanan menuju pusat kota memakan waktu lama.

"Selama ini kalau naik motor, ya harus menyeberangi sungai dengan perahu tambang, ke luar uang lagi, belum risiko tenggelam. Kalau tidak mau naik perahu ya jalanya memutar jauh. Andai saja jembatan itu jadi, waktu perjalanan bisa lebih cepat, dibanding harus melewati wilayah Rambatan Kulon Bangkir yang jaraknya mencapai hampir 10 km. Kalau lewat jembatan Pecuk jarak yang ditempuh menuju kota tidak lebih 2 Km saja," tuturnya.

Berdasarkan pengamatan, projek pembangunan jembatan Pecuk sepanjang 120 meter yang berada 12 meter di atas aliran Sungai Cimanuk itu sudah pada tahap pemasangan rangka jembatan. Jikaselama dua tahun ini pekerjaan terhenti hanya sampai separuh jembatan, kini jembatan suah berbentuk utuh. Hanya saja, jembatan tidak bisa dilalui oleh kendaraan karena belum dilakukan pemasangan lantai beton.

Penyelesaian projek jembatan Pecuk menjadi harapan besar bagi warga di belasan desa di Kecamatan Sindang, Arahan, dan Cantigi. Mereka meyakini, selain menjadi penunjang mobilitas sehari-hari, pertumbuhan ekonomi wilayah Arahan, Cantigi, maupun Sindang akan maju cukup pesat jika didukung akses yang baik.

Menurut mereka, wilayah Kecamatan Arahan dan Cantigi selama ini kerap mengalami kendala kelancaran transportasi angkutan darat. Jalur darat, yakni ruas jalan Lohbener-Arahan hingga Kecamatan Cantigi dengan panjang sekitar dari 20 Km juga selama ini rusak sehingga makan waktu lama untuk ditempuh.

Padahal, sebagai informasi, di Cantigi terdapat sedikitnya 6.050 hektare tambak produktif yang menghasilkan empat komoditas, yakni ikan bandeng, ikan nila, udang, dan rumput laut. Dalam satu bulan, produksi tambak mencapai 700 ton. Buruknya kondisi jalan utama dan akses jalur darat yang ukup jauh untuk menghindari aliran Sungai Cimanuk menyebabkan penjualan hasil panen tambak menurun. Bahkan, tidak sedikit hasil tambak yang tidak terjual sehingga petani merugi.

Kepala UPTD Perikanan Kec. Cantigi dan Arahan, Asep Sugandar mengatakan, kondisi jalan rusak dan akses cukup jauh untuk menjangkau kota itu berdampak langsung pada merosotnya angka penjualan hasil tambak di Cantigi.
Pasalnya, dengan kondisi jalan rusak parah, banyak agen-agen yang enggan mengambil hasil tambak seperti ikan dan udang untuk dibawa dan didistribusikan.

"Kalaupun dipaksakan untuk diangkut dengan truk atau mobil, ikan maupun udang hasil panen tambak akan berkurang kualitasnya karena waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama," ujarnya.

Apabila jembatan selesai dibangun dan segera difungsikan, geliat aktivitas ekonomi dari sentra perikanan dan tambak menuju pusat kota Indramayu akan semakin cepat dan memberi dampak besar bagi warga dan petani tambak.

Kepala Bidang Jembatan pada Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu Sutiyono mengatakan, setelah sempat terbengkalai pembangunanya selama dua tahun, pengerjaan jembatan Pecuk sudah dilanjutkan sejak 2 November 2011 sampai 13 Desember 2011. Pengerjaan lanjutan yang dilakukan adalah pemasangan rangka baja untuk sisa 60 meter jembatan dari total panjang 120 meter dengan alokasi dana mencapai Rp 4,275 milyar yang bersumber dari dana APBN.

Dia mengatakan, saat ini tidak ada aktivitas pengerjaan di Jembatan Pecuk. Menurut Sutiyono, projek penyelesaian akan dilakukan pada 2012 sembari menunggu alkasi dana dari pemerintah pusat.

"Pembangunan untuk sementara dihentikan sampai pemadangan rangka. Projek penyelesaian seperti pemasangan lantai beton dan lainya akan dilakukan pada 2012 dengan dana dierkirakan Rp 2 milyar. Akan tetapi, kami belum tahu akan berasal dari mana dana tersebut sehingga belum tahu kapan tepatnya rpojek dilanjutkan," kata Sutiyono di ruang kerjanya.

Dia mengungkapkan, Jembatan Pecuk akan menjadi jalur utama transportasi warga, terutama sebagai penghubung Kecamatan SIndang dengan Cantigi dan Arahan. Keberadaan jembatan ini akan memperlancar mobilitas warga dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

"Terbukanya akses jalan melalui jembatan Pecuk dipastikan akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terutama bagi warga Kecamatan Arahan maupun Cantigi yang selama ini masih tergolong terisolir akibat akses jalan yang buruk dan bentangan Sungai Cimanuk," papar Sutiyono.[pr/adm
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar