Indramayu - Sekolah yang aneh. Mungkin demikian orang akan berpikir bila melihat sebuah bangunan mirip gedung sekolah di Jalan Tanjung Duren Barat II, Jakarta Barat. Gedung itu memang sekilas tampak seperti sebuah sekolah. Tapi jangan salah, itu bukan sekolahan.
Di gerbang gedung itu, berkibar bendera Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB). Tidak ada nama sekolahan. Bila masuk ke dalam, di sana berkumpul puluhan orang berkulit gelap, dan ruangan-ruangan kelas di gedung itu pun disulap menjadi semacam rumah petak.
Gedung ini selama 2 tahun terakhir memang dijadikan markas GRIB yang dipimpin Hercules, mantan preman Tanah Abang asal Timor Timur. Meski organisasi itu baru berusia 6 bulan, tetapi anggotanya saat ini sudah mencapai 17 ribu orang, dan pada deklarasi yang akan digelar Mei 2012 diperkirakan akan dihadiri sebanyak 20 ribu orang.
Hercules saat memberikan bantuan korban kebakaran di Tambora, Jakarta Utara, mengatakan, ia mulai mengubah haluan hidupnya sejak 2006. Sejak itu, aktivitas dunia hitam yang sejak 1990-an dijalani pelan-pelan ditinggalkan.Pria bernama lengkap Hercules Rozario Marshal itu pun kini memilih mengelola bisnis pertanian dan properti bersama anak buahnya.
Sementara di bidang sosial, Hercules membentuk GRIB. Dengan ormas ini Hercules berharap dapat membantu masyarakat lainnya yang terkena musibah. Upaya Hercules mengubah citra dirinya sebagai preman dan beralih ke bisnis yang halal, sedikit terganggu dengan munculnya kabar beberapa hari lalu.
Rumah Hercules di Indramayu ternyata dijadikan tempat persembunyian Irene Sophia Tupessy alias Reni "Kill Bill". Reni sempat menjadi target pencarian polisi pascaperistiwa penyerangan di rumah duka RSPAD, 23 Februari 2012.
Selama dua pekan setelah kejadian, Reni pun raib. Tim Satgassus yang dibentuk Polres Metro Jakarta Pusat memburu Reni ke Bali, Sukabumi, dan seantero Jakarta. Namun jejak Reni baru diketahui pada 4 Maret 2012.
Berdasarkan keterangan Boby, tangan kanan Hercules, Reni bersembunyi di rumah Hercules. Tertangkapnya Reni di rumah Hercules mau tidak mau menyeret tokoh preman asal Timor Timur itu. Bahkan Polres Metro Jakarta Pusat pun berencana memeriksa Hercules. “Saya akan datang,” kata Hercules kepada majalah detik.
Meski bersedia diperiksa, Hercules mengaku sama sekali tidak tahu Reni bersembunyi di rumahnya di Indramayu. Ia bahkan mengaku sudah lama tidak mengunjungi rumahnya itu. Kasus itu merupakan urusan Boby tanpa sepengetahuan Hercules.
"Ini saja sudah tiga bulan saya tidak ke sana," tegas Hercules.
Sumber majalah detik yang merupakan teman Hercules pun mengatakan, Hercules tidak punya hubungan apa-apa dengan Edo. Yang punya hubungan dengan Edo adalah Boby, adik angkatnya Hercules. Bahkan Boby berulang kali membantu bisnis Edo di Kampung Ambon. Boby saat ditemui majalah detik di rumahnya juga menegaskan, Hercules tidak punya hubungan dengan Edo.
Hercules bahkan sempat memarahi Boby karena membawa Reni bersembunyi di rumahnya. "Tapi setelah saya jelaskan Pak Hercules maklum ," ujar Boby.
Boby mengaku ia menolong Reni, murni alasan kemanusiaan. Reni merasa ketakutan terutama terhadap nasib anak-anaknya yang masih bersekolah. Lagi pula Reni diinapkan di rumah Hercules supaya mudah untuk didatangkan saat dibutuhkan keterangannya oleh polisi. Boby mengakui sangat mengenal Reni. Sebab perempuan berusia 40 tahunan itu merupakan adik kenalannya, Edo.
"Karena adiknya Edo jadi saya kenal Reni," jelasnya. Perkenalan Boby dengan Edo terjadi pada 2011. Saat itu kelompok Edo diduga terlibat dalam pengrusakan mobil pengurus PSSI Andi Darussalam di kantor KONI, 4 April 2011.
Buntut peristiwa itu, Boby diminta polisi untuk memediasi Edo supaya mau memberikan keterangan soal kasus pengrusakan itu. Kepada Edo, Boby menyarankan, kalau memang terlibat ia harus bertanggung jawab. Kalau anak buahnya yang terlibat, Edo diminta untuk menyerahkannya ke polisi.
Ternyata saran itu didengar. Edo dan anak buahnya akhirnya datang ke Polda Metro Jaya untuk memberikan keterangan. Beberapa bulan setelah itu, Boby kembali berurusan dengan Edo. Ia dimintai bantuan Polres Metro Jakarta Barat untuk memediasi peristiwa bentrok warga dengan puluhan orang di Kampung Ambon, Senin 29 September 2011 yang menewaskan dua orang.
Usai peristiwa itu, Boby meminta Edo untuk menyerahkan anak buahnya yang terlibat ke polisi. "Saya sendiri yang membawa anak buah Edo ke kantor polisi," terangnya.
Karena interaksi itu, hubungan keduanya pun semakin akrab. Mereka dalam banyak kesempatan sering bertemu, termasuk dengan Reni.Nah, ketika ada peristiwa penyerangan di RSPAD, Boby juga sempat diminta bantuan untuk datang ke Kampung Ambon.
Namun karena Edo sudah ditangkap, Boby pun mengimbau anak buah Edo untuk menyerahkan diri. Boby mengklaim caranya itu mendapat respons dari para pelaku penyerangan. "Buktinya ada 4 orang yang menyerahkan diri ke Koramil. Itu saya yang suruh," ungkapnya.
******
Hercules: Saya Tak Kenal Reni ‘Kill Bill’
Hercules diseret-seret dalam kasus penyerangan di rumah duka RSPAD, Kamis 23 Februari 2012. Salah seorang tersangka, Irene Sophia Tupessy’ ditangkap polisi di rumahnya.
Berikut wawancara dengan Hercules:
Irene ditangkap di rumah Anda di Indramayu. Bagaimana penjelasannya?
Itu kan dibawa oleh saudara saya. Tanpa sepengetahuan saya. Saya tidak kenal dengan Reni.
Waktu itu Anda dimana?
Saya di Jakarta, sudah tiga bulan tidak ke sana. Biasanya dua bulan sekali.
Apakah tidak ada pemberitahuan siapa yang dibawa?
Tempat itu memang boleh disinggahi siapa saja.
Anda kan bisa terjerat pidana karena menyembunyikan buronan?
Orangnya yang tahu (Boby) sudah diperiksa oleh kepolisian. Saya tidak tahu.
Polisi rencananya tetap akan memeriksa Anda. Bagaimana tanggapan Anda?
Sebagai warga negara taat hukum, saya akan datang. Saya menghormati.
Anda tidak takut berurusan lagi dengan kepolisian?
Karena apa? Harus ada dasarnya. Karena terkait apa dan informasi dari siapa?
www.majalahdetik.com
Posting Komentar