Indramayu - Musim panen di Kabupaten Indramayu telah tiba, namun infrastruktur jalan yang hancur membuatnya menjadi terhambat. Meski saat ini Pemda sudah berencana memperbaiki, tapi dinilai terlambat, sehingga kebijakan ini terkesan dianggap pencitraan semata untuk menutupi kegagalan Pemda.
"Hari gini baru memikirkan perbaikan jalan, apalagi saat ini sedang musim panen. Sangat penting untuk diperbaiki, Kebijakan ini sangat terlambat, mestinya dari awal. Jangan sampai dimaknai sebagai pencitraan politik dirinya dan keluarganya," ujar Sekjen Barisan Oposisi Rakyat (BOR) Indramayu, Sahali, Jumat (9/3).
Hal itu berdasarkan rencana Pemerintah Indramayu pada pertengan Maret 2012 ini akan membangun jalan dengan anggaran Rp 160 miliar sesuai APBD 2012. Menurut Kabid Jalan Dinas Bina Marga Indramayu, Nurman, mengungkapkan bahwa Pemda akan membenahi semua jalan sepanjang 50 kilometer yang tersebar di seluruh wilayah Indramayu dengan menggunakan beton, namun anggaran tersebut belum menghitung Perubahan APBD (APBD-P).
Menurutnya, jalan itu merupakan infrastruktur yang sangat penting bagi kelancaran ekonomi rakyat. Sahali menegaskan, Pemerintah Daerah tidak punya rencana yang jelas, sehingga terkesan perbaikan jalan itu hanya proyek politik untuk meredam amarah rakyat, terutama kaum petani.
"Mestinya pemda dari awal sudah memprediksikan pembangunan jalan di Indamayu itu sangat parah. Mestinya dibarengi keseriusan untuk mengontrol pengawasannya, transparan dan harus diketahui masyarakat. Bagi saya kekuasaan dinasti ini gagal ! " tegasnya.
Dia memaparkan, beberapa wilayah petani yang sangat rusak parah seperti di daerah Muntur, Kedokan Gabus, Losarang, Eretan, Arahan, Widasari, Bangodua, Jatibarang, Karangampel. Bahkan, hampir keseluruhan.
"Pada prakteknya, hasil dari pembangunan jalan itu tidak bisa bertahan lama, bahkan seperti di jalan eretan baru sebulan sudah hancur," paparnya mencontohkan.
Sementara menurut Sekjen Serikat Petani Indramayu (STI), Rojak, Pemerintah daerah dinilai tidak pro petani bahkan tidak memahami kebutuhan petani.
"Pemda tidak punya kepedulian sama sekali, mereka hanya jadi penyalur program-program pusat yang diklaim daerah. Sepertinya kami melihat Pemda ngeblank soal ini," tegas Rojak.
"Kenyataannya hanya mencari-cari kesempatan mencuri uang petani untuk dikorup. Program pertanian banyak yang tidak tepat guna," imbuhnya.
Sebelumnya, pelaksana tender perbaikan jalan PT Putra SHB Sejahtera, Edi Tahu, mengungkapkan bahwa pada pertengan Maret ini sudah mulai melakukan perbaikan di daerah Gabus Kulon - wanguk dengan menggunakan beton. Namun Ia akan mngerjakan hanya 1,9 kilometer plus TPT sepanjang 0,5 kilometer dengan kontrak anggaran sebesar Rp. 4,6 miliar.(sumber)
Posting Komentar