Rabu, 23 Maret 2011

Home » » Harga Pakan Mahal, Petani Berpaling ke Keong Emas

Harga Pakan Mahal, Petani Berpaling ke Keong Emas


Indramayu – Harga pakan semakin mahal membuat ratusan petani tambak udang dan ikan di Desa Kiajaran Kulon, Kecamatan Lohbener, Indramayu, Jabar nerpaling ke keong emas sebagai sumber pakan alternatif.

Pemantauan Pos Kota di Desa Kiajaran Kulon, jumlah petani tambak yang menanam udang, ikan lele, gurame, emas dan nila 100 orang. Mereka awalnya petani padi.Namun,mereka menyulap sebidang tanah sawah, yang sebelumnya ditanami padi, untuk  dirubah menjadi kolam ikan dan udang yang katanya hasilnya jauh lebih menguntungkan ketimbang menanam padi.

Tak dinyana,  tiba-tiba harga pakan udang dan ikan terus melambung. “Harga pakan udang naik terus dari Rp8.000 per Kg, menjadi lebih dari Rp13.000 per kg,” kata Sarmin, 43.

Melambungnya harga pakan udang dan ikan itu membuat petani tambak udang dan ikan kelabakan. Mereka mencoba membuat pakan alternatif dari keong emas yang kebetulan mudah dijumpai dan jumlahnya cukup  melimpah di sawah-sawah petani.

“Percobaan pakan alternatif itu hasilnya sangat memuaskan. Udang, lele dan nila malah cepat besar,” katanya. Melihat hasil panen udang dan berbagai jenis ikan menggunaan pakan alternatif keong emas hasilnya sangat bagus, para petani tambak akhirnya berpaling ke keong emas sebagai sumber pakan alternatif.

“Keong emas itu sebetulnya merupakan musuh petani karena merusak tanaman padi. Kini keong emas itu banyak dicari petani tabak udang dan ikan di sawah. Setelah terkumpul bagian belakang keong emas itu dipecahkan dan dagingnya dikeluarkan. Daging itulah lalu dicincang dilempar  ke kolam dan dalam sekejap jadi rebutan udang dan  ikan,” kata Wasilah, 38 petani tambak udang.[pkt/adm]
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar