Indramayu - Petani di Indramayu, Jawa Barat, yang terancam kekeringan akibat tersumbatnya pasokan air disetiap irigasi, baik dari POJ (Perum Otorita Jatiluhur) maupun BRM (Bendung Rentang Majalengka) tidak memiliki banyaknya setok jumlah pasokan air.
"Hujannya hanya bisa membasahi permukaan sawah yang kering karena sudah 2 pekan tak pernah dapat pasokan air irigasi," kata Jumadi, 49 petani di Kecamatan Terisi, selasa (26/6).
Menurut dia, menghadapi musim kemarau, banyak petani yang menanam padi ketar-ketir. Mereka khawatir terjadi gagal panen. Apalagi, katanya, setelah melihat cuaca yang setiap hari sangat terik. "Gerimis Selasa (28/6) dinihari tak banyak menolong tanaman padi petani yang saat ini dilanda kekeringan akibat terhentinya pasokan air irigasi dari POJ maupun Rentang," ujarnya.
Satu-satunya harapan petani adalah menggantungkan nasibnya kepada Yang Maha Kuasa. Siang-malam, banyak petani yang berdo'a minta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan. Sehingga air hujan itu dapat membantu para petani yang sawahnya kekeringan hingga berhasil dipanen.
Pada wilayah Kecamatan Terisi, setiap hari ratusan petani berebut sisa air genangan di kali dan kolam-kolam menggunakan mesin pompa. Kejadian serupa juga dialami petani di Kecamatan Losarang, Kandanghaur, Sukra dan Patrol yang sawahnya kini terancam kekeringan karena pasokan air irigasi terhenti.
Pemantauan, Selasa (28/6) di Desa Tanjakan, Kalianyar, Krangkeng Kecamatan Krangkeng, permukaan sawah sudah tampak retak-retak. Tanaman padi yang sejak 2 pekan tak memperoleh air irigasi mulai menguning.
Kondisi itu jika tak segera ditanggulangi, maka nasib tanaman padi akan mati sebelum dipanen. Celakanya, hampir semua sumber air baik saluran irigasi dan kolam-kolam terlihat kering-kerontang. Kondisi itu kian memupus harapan sejumlah petani untuk bisa memetik hasil pada saat panen nanti.[cuplik/adm]
Posting Komentar