Indramayu - Kabupaten Indramayu yang memiliki pantai sepanjang 114 km dikenal sebagai daerah produsen garam. Sebanyak 4.803 petani garam di Indramayu dalam setahun memproduksi 104 ribu ton garam.
Produksi garam yang dihasilkan masyarakat Indramayu dikirim ke luar daerah seperti Jakarta, Bandung, Lampung, dan kota-kota lain untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun industri makanan, tekstil, penyamakan kulit hingga pengeboran minyak.
Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Industri dan Perdagangan Indramayu, Yayat Supriatna mengemukakan, produksi garam tahun 2011 ini lebih baik dibanding tahun 2010 di mana saat itu produksi garam 0 kg karena adanya anomaly cuaca.
Disebutkannya, lahan penggaraman rakyat di Indramayu terdapat di 3 Kecamatan yaitu Losarang seluas 923 ha, Kandanghaur 190 ha, dan Krangkeng 488 ha. Masa panen garam dalam 1 musim berlangsung selama 90 hari. Mulai Agustus – Oktober. Produksi garam rata-rata mencapai 65 ton/ha.
Tiap 1 ha lahan penggaraman dikelola 3 petani garam. Harga jual garam, kata Yayat Supriatna, ditentukan berdasarkan mekanisme pasar. Per 16 Agustus 2011 harga garam Rp 400/kg - Rp450/kg. Padahal, pemerintah menetapkan harga standar garam kualitas 1 Rp 750/kg dan kualitas 2 Rp 550/kg. Diakuinya, pada saat awal panen garam, petani sempat menikmati harga jual garam Rp 900/kg. Sekarang harganya turun. “Mudah-mudahan saat panen raya garam September 2011 harganya masih bertahan dan tidak jatuh,” ujarnya.
Kadi (38 tahun) salah seorang petani garam di Kecamatan Losarang mengharapkan pemerintah berperan aktif membantu meningkatkan pendapatan petani dengan mempertahankan harga jual garam yang layak kisaran Rp 500 sampai Rp 600/kg.[hi/adm]
Posting Komentar