Senin, 31 Oktober 2011

Home » » Tanggul Cimanuk Rusak, Warga Cemas Ancaman Banjir

Tanggul Cimanuk Rusak, Warga Cemas Ancaman Banjir



Indramayu - Menjelang musim hujan, ratusan warga Blok Pulo Kampung/Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener, Kab. Indramayu kembali dibuat cemas oleh kondisi tanggul Sungai Cimanuk yang kondisinya kritis karena gerusan air. Kendati pembangunan tembok beton penahan tanggul tahap pertama sudah dikerjakan, kondisi tanggul bagian atas masih dibiarkan rapuh dan rawan jebol pada saat musim hujan.

Berdasarkan pemantauan, Senin (31/10), tidak ada lagi aktivitas di sekitar tanggul Cimanuk di Blok Pulo. Menurut keterangan warga, pekerjaan berupa pembangunan tembok beton penahan tanggul pascalongsor pada tahun 2010 hanya dilakukan pada bagian bawah, sementara bagian atas tanggul yang tanahnya sudah terkikis dibiarkan tanpa penguatan. Kondisi tersebut membuaka ancaman jebolnya tanggul saat permukaan air naik pada musim hujan.

“Warga sudah demo (berunjuk rasa) ke balai desa. Entah apa responsnya, apa akan dilanjutkan pembangunan atau tidak. Yang pasti, sekarang (kemarin) masih sepi saja, tidak ada lagi pekerjaan di sekitar tanggul," ujar Adi (35) salah seorang warga.
Dia mengatakan, warga sudah meminta bantuan kepada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung sebagai pihak berwenang agar segera memperkuat bagian atas tanggul.

"Hujan besar sudah mulai turun. Kalau hujan besar, luapan air sungai sangat deras sekali dan dipastikan akan menggerus bagian atas tanggul yang tersisa sekitar satu meter dari permukiman. Warga takut rumah terendam banjir akibat luapan air sungai Cimanuk," ujarnya.

Kepala Desa Rambatan Kulon Wartono mengatakan, saat ini tanggul bagan atas sudah habis terkikis dan hanya berjarak 1 meter dari permukiman penduduk. Warga semakin cemas karena pada setiap musim hujan, volume air terus naik. "Ada sekitar 500 jiwa terancam oleh luapan air banjir jika bencana tanggul jebol benar-benar terjadi," ujarnya.

Diungkapkannya, sebanyak 300 kepala keluarga di Blok Pulo diminta untuk selalu bersiaga dan wapada, terutama pada saat malam hari ketika hujan besar turun. Pasalnya, tanggul bisa jebol sewaktu-waktu mengantar banjir besar, seperti yang terjadi tahun lalu, ketika banjir terjadi berkali-kali melanda daerah tersebut akibat longsor tanggul dan meluapnya air Cimanuk.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Indramayu Omarsyah mengatakan, penanganan kerusakan tanggul cimanuk menjadi kemewenangan dan tanggung jawab BBWS Cimanuk Cisanggarung. Akan tetapi, pihaknya juga terus mendesak BBWSCC untuk mengupayakan penanganan darurat dengan pemasangan karung pasir di sepanjang tanggul yang rusak. "Mereka (BBWSCC) mengatakan fokus perbaikan akan dilakukan pada 2012 karena keterbatasan dana. Akan tetapi, kami minta setidaknya ada upaya penanganan darurat dengan karung pasir agar warga sekitar Blok Pulo bisa sedikit tenang. BBWSCC menyanggupi itu," ungkap Omarsyah.

Sebagai informasi, potensi banjir akibat bencana atau tanggul jebol ini semakin tahun semakin besar karena sejumlah titik tanggul berada dalam kondisi kritis dan tak kunjung diperbaiki dengan alasan keterbatasan dana. Berdasarkan data dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Indramayu, terdapat 28 titik tanggul kritis dan rawan jebol yang berpotensi menyebabkan banjir ketika frekuensi hujan tinggi. Ke-28 titik tanggul kritis itu tersebar dari Bendung Rentang sampai muara.

Sementara itu, di sepanjang alur Sungai Cimanuk tercatat sebanyak 152 titik tanggul masuk dalam kategori rusak dan rawan longsor. Kerusakan tanggul terbanyak menyebar antara Kab. Indramayu sampai Kab. Majalengka. Selain tanggul rusak, kerusakan pintu air menjadi masalah saluran pengairan di Indramayu. Terdapat sedikitnya 236 pintu air yang tak berfungsi karena rusak dan perlu segera diperbaiki.[pr/adm]
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar