Indramayu - Sejumlah warga Desa Pegagan, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, rupanya merasa kesal karena perbaikan jalan rusak di desanya selama ini terkatung-katung.
Sebagian warga tak mampu menahan rasa kecewa, sehingga Rabu (12/10) mereka ramai-ramai menanam bibit pohon pisang dan mendirikan sebuah makam keramat, lengkap dengan dua nisan tua persis di tengah-tengah jalan provinsi yang berlubang dan berdebu itu.
Usai menanam pohon pisang, warga tak langsung pulang. Tapi sempat duduk-duduk di tepi jalan, sambil menikmati pemandangan baru, rimbunnya pepohonan pisang di tengah jalan yang rusak, berbatu dan berdebu.
Ada belasan pohon pisang yang berhasil ditanam warga. Agar bibit pohon pohon pisang itu tetap tumbuh subur dan menghijau, warga sekitar merencanakan menyirami akar tanaman pohon pisang itu rutin setiap pagi dan sore. Tentunya dengan sukarela alias tanpa minta bayaran.
Pengendara yang lewat hanya bisa mesem-mesem. Apalagi diantara rimbunnya tanaman pohon pisang di tengah jalan itu, warga baru saja selesai membuat kuburan keramat yang lengkap dengan dua nisan kayu.
“Kalau kebetulan lewat sendirian, suasananya jadi serem karena di tengah jalan koq ada makam ya,” ujar Ny. Wastem, 38 pengendara sekuter yang melintas di jalan raya Desa Pegagan.
Usai menanam pohon pisang, warga tak langsung pulang. Tapi sempat duduk-duduk di tepi jalan, sambil menikmati pemandangan baru, rimbunnya pepohonan pisang di tengah jalan yang rusak, berbatu dan berdebu.
Ada belasan pohon pisang yang berhasil ditanam warga. Agar bibit pohon pohon pisang itu tetap tumbuh subur dan menghijau, warga sekitar merencanakan menyirami akar tanaman pohon pisang itu rutin setiap pagi dan sore. Tentunya dengan sukarela alias tanpa minta bayaran.
Pengendara yang lewat hanya bisa mesem-mesem. Apalagi diantara rimbunnya tanaman pohon pisang di tengah jalan itu, warga baru saja selesai membuat kuburan keramat yang lengkap dengan dua nisan kayu.
“Kalau kebetulan lewat sendirian, suasananya jadi serem karena di tengah jalan koq ada makam ya,” ujar Ny. Wastem, 38 pengendara sekuter yang melintas di jalan raya Desa Pegagan,
Warga sekitar mengemukakan, yang memicu rasa kesal warga itu adalah perbaikan jalan provinsi yang setengah-setengah. Diantara ruas jalan Jangga – Terisi itu terdapat jalan rusak yang panjangnya sekitar 200 meter yang luput dari perbaikan. Padahal jalan lainnya sudah rampung dibangun mulus.
Luputnya perbaikan jalan sepanjang 200 meter itu lah yang memunculkan perasan kesal warga. Karena setiap hari dilalui kendaraan, warga sekitar merasakan dampak debunya.[pkt/adm]
Posting Komentar