Selasa, 20 Desember 2011

Home » » Wanita Desa Mulai Tergiur lagi Jadi Buruh Tandur

Wanita Desa Mulai Tergiur lagi Jadi Buruh Tandur


Indramayu – Banyak wanita desa di Indramayu, Jawa Barat saat ini mulai tergiur kerja jadi buruh tandur. Alasannya, kerja sebagai buruh tandur selama sebedug alias setengah hari, dapat upah Rp50 ribu.

Penghasilan buruh tandur sebesar Rp50 ribu dalam setengah hari itu cukup menggiurkan kalangan kaum hawa yang sebelumnya ogah-ogahan kerja jadi buruh tandur karena alasan badan kotor belepotan lumpur dan kulit terbakar terik matahari.

“Penghasilan Rp50 ribu untuk kerja setengah hari itu suatu jumlah yang menggiurkan. Coba bandingkan dengan penghasilan suami sebagai penarik becak. Seharian paling banter hanya membawa pulang ke rumah Rp30 ribu,” lanjut Kasman, 43.

Pekerjaan buruh tandur di Indramayu, Jabar umumnya dilakukan kaum wanita. Mereka bekerja secara borongan, dibawah asuhan seorang mandor alias pemimpin rombongan.

Mandor memperoleh order dari para pemilik sawah. Ongkos tandur setiap 1 hektar dibanderol Rp700 ribu. Serombongan para buruh tandur biasanya beranggotakan 7 orang hingga 10 orang pekerja, semuanya kaum hawa.

Dalam satu rombongan tandur terdapat 2 atau 3 orang pekerja pria. Tugas pekerja pria mencabut benih padi dari lahan persemaian dan membawanya ke sawah yang akan ditandur.

Tugas mandor lebih ringan, memegangi kencle atau ukuran jarak tanam padi yang terbuat dari tambang plastik yang pada kedua ujungnya terikat tongkat kayu.

Di Indramayu jumlah buruh tandur wanita itu mencapai belasan ribu orang atau bahkan ratusan ribu orang. Rombongan buruh tandur biasanya mencarter kendaraan pikup untuk menjangkau transportasi dari rumah menuju ke sawah.[pkt/adm]
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar