Kamis, 19 April 2012

Home » » TPI Tegalagung Indramayu Akan Dipindah

TPI Tegalagung Indramayu Akan Dipindah


Indramayu - Nasib 1.400 nelayan Blok Tegalagung, Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Indramayu, Jawa Barat, yang kesulitan melaut akibat sedimentasi di muara Sungai Sigedang dalam waktu dekat ini belum akan membaik. Pemerintah Kabupaten Indramayu baru berencana memindahkan lokasi tempat pelelangan ikan itu untuk keperluan jangka panjang.

Kepala Seksi Pemberdayaan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu Dadi Kusnadi, Rabu (18/4/2012), mengatakan, rencana pemindahan itu baru memasuki tahapan desain perencanaan (detail engineering design/DED).

Pemindahan lokasi tempat pelelangan ikan (TPI) itu tidak bisa dipastikan selesai dalam satu tahun atau dua tahun ke depan. "Namun, ini salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan nelayan di Tegalagung, yang setiap tahun terhambat sedimentasi di muara sungai," kata Dadi.

Rencananya, TPI dipindah ke lokasi yang lebih dekat dengan muara sungai. Dengan demikian, perahu nelayan tidak terlalu sulit masuk-keluar pangkalan perahu dan pusat perniagaan ikan.

Dadi mengatakan, untuk membantu perahu-perahu yang terjebak di mulut muara Sungai Sigedang, pihaknya sudah menghubungkan pengelola TPI di Tegalagung dengan TPI Karangsong, yakni TPI terbesar di wilayah Indramayu.

TPI Karangsong memiliki kapal keruk, yang sementara bisa dipinjam untuk mengeruk sedimen di mulut muara Sigedang. Namun, peminjaman kapal keruk itu belum direalisasikan.

Sementara itu, kapal keruk milik Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu yang biasanya dipakai nelayan Tegalagung untuk mengeruk sedimen belum bisa dipakai kembali karena rusak.

Dadi memperkirakan perbaikan dan perawatan kapal keruk itu baru selesai Agustus tahun ini. "Perbaikan kapal keruk milik pemda harus mengikuti prosedur survei dan lelang sehingga memerlukan banyak waktu," katanya.

Ketidakpastian solusi dari Pemkab Indramayu membuat nasib nelayan Tegalagung terombang-ambing. Solusi tercepat untuk mengeruk sedimen baru bisa dilakukan Agustus.

"Sampai dengan Agustus itu, kami rupanya masih akan banyak menganggur, sementara kebutuhan hidup harus terus dipenuhi," kata Sawidi, Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya Tegalagung.

Ia mengatakan, pihaknya beberapa kali berupaya mengeruk sedimen. "Akhirnya, kami memakai dua perahu kecil yang diberi kipas untuk mendorong sedimen ke tepi muara. Namun, itu hanya bertahan lima hari karena sedimen kembali memadati bagian tengah muara," katanya.

Pendangkalan di muara Sigedang terjadi hampir setiap tahun, terutama saat air laut surut dan musim barat. Penyebab utamanya ialah abrasi di perairan Indramayu. Sedimen tanah dan pasir akibat abrasi terbawa air laut dan gelombang tinggi saat musim barat. Sedimen pun mengalir ke daerah yang lebih cekung dan muara-muara sungai yang menuju ke laut.

Kondisi itu diperparah dengan jebolnya tanggul penahan ombak di mulut muara Sigedang, tiga bulan lalu . Tanggul dari bangunan batu kali dan pasir yang diberi penahan kawat di kanan-kiri mulut muara itu sudah jebol. Pasir dari tanggul yang jebol menambah parah pendangkalan di muara.

Nelayan yang ingin melelang ikan di Tegalagung harus mengeluarkan biaya ekstra. Mereka harus menyewa perahu kecil yang bisa menerobos sedimen untuk mengantarkan ikan ke TPI. "Pilihan ini jelas banyak dihindari nelayan," kata Darsa, Sekretaris KUD Mina Jaya Tegalagung.[kps/adm]
Silahkan Bagikan Artikel Ini :

Posting Komentar